Pelan-pelan
Pagi itu syahdu. Akhir pekan yang dilalu tidak terlalu biru. Rindang dipandang hijau pepohonan. Riak danau bagai menari karena tertiup angin sepoi. Ada yang sendiri, menikmati pagi dengan riuh nada musik yang digemari. Ada pula yang berdua, memadu kasih sambil melatih raga. Ada yang bersama keluarga, senang dengan ramai dan bersama. Ada juga aku, mendapati diri tenggelam dalam lantang isi kepala. Ia kupandang dengan tiba-tiba saat lelah sudah datang. Seorang adik kecil berkacamata yang celingak-celinguk kanan-kiri. Bersama kamera kecilnya, Ia mencoba memotret keindahan yang ia rasa. Tepatnya di rel kereta api komuter yang berisik. Dengan wajahnya yang lugu, Ia menanti momentum untuk ditangkap. Setelah menekan tombol kamera, Ia memeriksa hasil jepretannya dengan pekikan bahagia. Setelahnya, Ia berganti lokasi, meski hanya dengan bergeser sekian kaki. Rasa-rasanya Ia baru mendapatkan kamera itu. Masih digunakan dengan bungah dan menggebu-gebu. Mungkin saja hadiah dari sang ayah atau...